Dimana tempat kalian pertama kali bertemu dengan pasangan kalian? Pasti kebanyakan menjawab di kantor, di kampus, di tempat makan, atau paling tidak di tempat wisata. Selain Tarzan dan Jane, mungkin jarang yang menjawab "hutan" sebagai tempat pertama kali bertemu dengan pasangan hidupnya. Saya dan Pak Suami kebetulan memiliki kesamaan dengan Tarzan dan Jane, kami pertama kali bertemu di hutan Gunung Puteri jalur pendakian ke Gunung Gede Pangrango. Romantis ga sih? Mungkin suatu saat nanti cerita perjalanan cinta saya dan Pak Suami akan saya tulis menjadi sebuah novel supaya bisa dinilai oleh orang lain apakah cukup romantis atau biasa saja. Tetapi yang pasti sih kami jadi memiliki ikatan emosional yang lebih dalam terhadap hutan dan alam, sampai kami sematkan nama puncak Gunung Semeru dan Rinjani pada kedua anak kami. Harapannya agar kelak mereka tumbuh semegah nama mereka dan lebih mencintai alam.
Foto dari dokumentasi pribadi
Hari Hutan Indonesia (HHI)
Kalian sudah tahu belum kalau sejak tahun 2020 setiap tanggal 7 Agustus diperingati sebagai Hari Hutan Indonesia?
Jadi tanggal 7 Agustus dipilih untuk merefleksikan disahkannya Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2019, tentang Penghentian Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Primer dan Lahan Gambut.
Untuk tahun 2022 ini, Hari Hutan Indonesia bertemakan #HutanKitaSultan yang mana harapannya kesadaran masyarakat bisa semakin meningkat sehingga upaya pelestarian hutan kita bisa terwujud.
Hutan kita itu sangat kaya loh, karena selain memiliki kekayaan biodiversitas berupa sumber pangan, obat-obatan, sumber air dan udara bersih juga merupakan rumah dan akar budaya bagi masyarakat adat dan suku-suku di Indonesia.
Yuk Kenalan Dengan Hutan Indonesia
Kata pepatah, "tak kenal maka tak sayang" jadi ketika membahas tentang hutan, rasanya ada yang kurang kalau tidak membahas mengenai jenis-jenis hutan yang ada di Indonesia dan apa saja fungsinya bagi kelangsungan hidup manusia. Semoga saja setelah kenal maka akan semakin sayang dengan hutan kita dan kalau sudah sayang maka tidak segan untuk selalu menjaganya agar lestari demi masa depan bumi kita.
1. Hutan Bakau
Hutan bakau umumnya ditemukan di garis pantai dengan kecenderungan lebih dekat perairan atau laut dibanding daratan. Hutan bakau di Indonesia tersebar di pantai timur Pulau Sumatera, pantai barat serta selatan Pulau Kalimantan, pantai utara Pulau Jawa dan pantai barat daya Papua.
Apa sih manfaat Hutan Bakau?
Habitat hutan bakau menjadi tempat ideal untuk perkembangbiakan ikan-ikan kecil dan kepiting karena mereka memakan daun tembakau untuk bertahan hidup.
Melindungi pantai dari deburan ombak yang mengakibatkan potensi abrasi dan tsunami.
Menjaga kualitas air di daerah pesisir, menjadi katalis tanah atau menjaga lapisan tanah agar lebih padat dan bisa dimanfaatkan juga sebagai tambak, perkebunan atau untuk pariwisata seperti Taman Wisata Mangrove di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.
Foto di Hutan Bakau, Pulau Pari - dokumentasi pribadi
2. Hutan Mangrove
Banyak yang menyamakan Hutan Mangrove dan Hutan Bakau, padahal keduanya memiliki perbedaan. Hutan Mangrove adalah varietas komunitas yang komposisinya tidak homogen melainkan semua pepohonan dan semak di suatu kawasan yang terkena pasang surut air. Jadi kalau dominasinya pohon bakau maka disebut hutan bakau.
Apa sih manfaat Hutan Mangrove?
Mencegah perembesan air laut ke daratan yang membuat air di daratan menjadi air payau.
Mencegah abrasi air laut.
Penghambat dan penyaring alami sampah-sampah yang tergenang di laut serta mempercepat penguraian sampah organik.
Tempat tinggal ikan-ikan kecil dan kepiting.
Membantu pembentukan pulau karena tanah menjadi lebih padat dan menstabilkan daerah pesisir.
3. Hutan Lumut
Lumut adalah tumbuhan kecil yang belum memiliki akar dan daun sejati, akan tetapi mampu untuk berfotosintesis. Jenis hutan lumut ini didominasi oleh tumbuhan lumut yang biasanya berada di kawasan dengan curah hujan tinggi sehingga kelembabannya menjadi tinggi dan berembun seperti Hutan di Gunung Lumut, Kalimantan Timur dan Kawasan Margasatwa Dataran Tinggi Yang di Pegunungan Argopuro, Jawa Timur.
Apa sih manfaat Hutan Lumut?
Memberikan ruang interaksi antar komponen seperti flora dan fauna yang hanya bisa hidup di daerah dengan kelembaban tinggi.
Sumber makanan dan membantu kamuflase fauna tertentu dari predator.
Sumber foto dari www.merbabu.com
4. Hutan Rawa
Hutan Rawa adalah hutan dengan vegetasi tumbuhan yang hidup di wilayah genangan air tawar, biasanya di daerah dekat aliran sungai. Jenis tumbuhannya seperti paku-pakuan, jamur, eceng gondok, dan tanaman air tawar lainnya. Indonesia sendiri memiliki hutan rawa gambut terbesar yaitu Hutan Rawa Gambut Sebangau di Kalimantan Tengah.
Apa sih manfaat Hutan Rawa?
Sumber makanan bagi flora dan fauna yang hidup di area hutan rawa.
Sumber cadangan air.
Mencegah masuknya air laut ke dalam air tanah dan air sungai yang menjadi sumber mata air alami.
Mencegah terjadinya banjir.
Sumber foto : www.detik.com (Hutan Rawa Gambut Sebangau)
5. Hutan Sabana
Hutan Sabana merupakan kawasan hutan dengan komposisi padang rumput yang dikelilingi pepohonan atau semak-semak sejenis palem. Jenis hutan ini biasanya berada di kawasan dengan curah hujan rendah dengan fauna yang mampu hidup di daerah kering seperti rusa, zebra, komodo dan masih banyak lagi.
Apa sih manfaat Hutan Sabana?
Sumber makanan bagi flora dan fauna yang hidup di area hutan sabana.
Cadangan air.
Menjaga keseimbangan alam.
Kawasan peternakan atau kawasan wisata seperti Taman Baluran di Jawa Timur.
Foto Pendakian Gunung Semeru - Hutan Kalimati, dokumentasi pribadi
6. Hutan Stepa
Hutan
Stepa ini mirip dengan hutan sabana, didominasi vegetasi jenis rumput tetapi tidak ada pohon maupun semak-semak besar di lahan tersebut karena curah hujan yang rendah dan tidak merata sehingga kelembaban udaranya sangat rendah. Hutan Stepa ini banyak terdapat di kawasan Indonesia Timur seperti Nusa Tenggara.
Apa sih manfaat Hutan Stepa?
Lahan peternakan bagi masyarakat sekitar.
Kawasan wisata seperti di Pulau Kenawa, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.
Foto di Pulau Kenawa, Nusa Tenggara Barat - dokumentasi pribadi
7. Hutan Musim
Hutan Musim adalah hutan yang dipengaruhi oleh pergantian musim sehingga tanaman yang tumbuh biasanya hanyalah satu jenis tanaman saja. Beberapa contoh hutan musim seperti hutan jati, hutan anggrek, hutan cendana, dan lain-lain. Hutan jenis ini kerap kali dimanfaatkan sebagai hutan produksi.
Kalian sudah tahu belum kalau kita memiliki pohon jati terbesar di Dunia? Namanya Pohon Jati Denok di Hutan Blora, Jawa Tengah. Usianya diperkirakan sekitar 400 tahun dengan tinggi mencapai 30 meter lebih. Pohon Jati Denok ini sudah masuk MURI (Museum Rekor Dunia - Indonesia), keren kan? keren dong, #IndonesiaBikinBangga dan kita sudah seharusnya menjaga kekayaan ini untuk warisan anak cucu kita.
Apa sih manfaat Hutan Musim?
Pengatur tata air.
Pengatur iklim.
Sumber obat-obatan alami.
Sumber penghasilan masyarakat sekitar hutan.
Sumber foto : www.liputan6.com
8. Hutan Hujan Tropis
Hutan Hujan Tropis memiliki tingkat kelembaban yang tinggi akibat curah hujan yang besar setiap tahunnya sekitar 2.000mm/tahun. Keistimewaan hutan hujan tropis adalah varietas tanaman yang beraneka ragam dan wilayahnya dilalui oleh garis khatulistiwa. Persebaran hutan hujan tropis di Indonesia berada di pulau-pulau besar seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
Dan tahukah kalian, kita memiliki salah satu hutan hujan tertua di dunia? Hutan Hujan Borneo di Kalimantan merupakan hutan hujan tertua yang diperkirakan berusia sekitar 140 juta tahun dengan luas sekitar 425 kilometer persegi sehingga menjadikannya sebagai paru-paru dunia.
Apa sih manfaat Hutan Hujan Tropis?
Penyimpan jutaan ton karbon dari keberagaman vegetasi flora yang tumbuh di hutan.
Melindungi dari banjir dan kekeringan.
Menstabilkan tanah.
Mempengaruhi pola curah hujan.
Rumah bagi flora dan fauna liar.
9. Hutan Gugur
Hutan Gugur adalah hutan yang didominasi tumbuhan peluruh atau tumbuhan yang menggugurkan daunnya pada musim tertentu, contohnya pohon jati, damar, pinus, rotan dan cemara. Hutan Gugur di Indonesia dapat ditemui di Kawasan Wallace yaitu Sulawesi, sebagian Maluku, Nusa Tenggara, Bali dan Jawa.
Apa sih manfaat Hutan Gugur?
Penghasil kayu seperti jati, damar, dan rotan.
Penghasil oksigen.
Pengatur iklim dan tata air.
Mencegah intrusi air laut.
Sumber foto : www.lindungihutan.com
Yuk Lihat Fakta-Fakta Membanggakan Tentang Hutan Indonesia
sumber gambar : http://www.tamboramuda.org
1. Hutan Tropis Terbesar ke-3 di Dunia
Menurut data dari World Wide Fund For Nature (WWF) tahun 2003, Indonesia memiliki hutan tropis sekitar 109 juta hektar, berada di peringkat ke-3 setelah Brazil dan Kongo. Hutan kita juga memiliki keragaman hayati yang begitu besar, bahkan saat ini hampir setiap ekspedisi ekologi dalam menjelajahi hutan tropis Indonesia kembali dengan penemuan spesies baru. Sejumlah spesies tersebut juga banyak yang sifatnya endemik yaitu hanya terdapat di Indonesia dan tidak ditemukan di tempat lain, misalnya Orangutan Tapanuli, Burung Cendrawasih, Komodo, Bekantan, Anoa dan masih banyak lagi. Hutan #IndonesiaBikinBangga.
2. Habitat Asli 10 Hewan Langka di Dunia
Kalian pasti sudah tahu kalau Komodo si kadal raksasa ini merupakan hewan langka dan hanya terdapat di Indonesia, tepatnya di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Selain Komodo, hutan Indonesia juga merupakan habitat asli dari Orangutan yang saat ini jumlahnya terus berkurang. Hanya tersisa sekitar 55 ribu individu saja yang sebagian besar hidup di Kalimantan dan sisanya di Sumatera. Lalu ada Tarsius Tarsier, primata langka yang hidup di Sulawesi. Kemudian Badak bercula satu yang hanya tersisa 50-60 ekor saja dan hanya dapat ditemui di Taman Nasional Badak di Ujung Kulon, Banten.
Ada juga Burung Cendrawasih yang hanya bisa ditemukan di Papua, Burung Jalak Bali, dan juga Burung Merak dengan corak colorfull yang hanya ada di Jawa dan Sumatera. Lalu ada Harimau Sumatera, Anoa Sulawesi dan Kucing Merah Borneo yang hanya bisa ditemukan di Kalimantan.
Foto di Pulau Komodo - dokumentasi pribadi
3. Penghasil 6 Buah-buahan Terunik di Dunia
Hutan kita menyimpan 28.000 jenis tumbuh-tumbuhan yang diantaranya terdapat 400 jenis buah-buahan asli Indonesia yang bisa dimakan dan dimanfaatkan.
Kalian para pecinta durian dan pernah berkunjung ke Kalimantan pasti kenal Buah Lai, buah ini mirip durian tetapi tekstur buahnya lebih kering dan halus.
Sumber foto : wikipedia.org
Selain buah lai, masih banyak buah-buahan khas Indonesia yang tidak bisa ditemukan di tempat lain seperti buah kedongdong, buah menteng, buah gandaria, gowok, dan keledang.
3. Tempat 7 Tanaman Obat Langka di Dunia
Apakah kalian termasuk penggemar obat-obatan tradisional seperti jamu? Kalau saya sih semenjak pandemi covid-19 menjadi salah satu pecinta jamu. Nah, beruntungnya kita hidup di Indonesia yang memiliki 7.500 jenis tanaman obat yang merupakan 10% dari jumlah tanaman obat yang ada di dunia.
Sudah kenal dengan mengkudu?
Sumber foto : thinkstock
Mengkudu ini terkenal sangat pahit dan dipercaya bisa membantu mengobati penyakit jantung sampai diabetes. Kandungan polisakarida dalam mengkudu menurut para ahli juga bisa dimanfaatkan untuk membantu menormalkan sistem imun, jadi kalau kalian sulit mengonsumsi buah mengkudu secara langsung silakan mencari suplemen berbahan mengkudu untuk membantu meningkatkan imun tubuh.
Selain mengkudu, ada juga tanaman kumis kucing, meniran, bangle, saga, temu mangga dan temulawak.
4. Pemilik 3 Desa Adat Terpencil di Hutan Yang Mendunia
Selain menjadi surga bagi satwa liar dan spesies tanaman, hutan kita juga merupakan sumber penghidupan bagi masyarakat yang tinggal di dalamnya. Di Indonesia, masih cukup banyak suku-suku dan masyarakat adat yang tinggal di hutan dan menggantungkan hidupnya dari hasil hutan. Nah, 3 diantaranya sudah cukup terkenal dan mendunia. Desa Adat yang paling dekat dengan tempat tinggal saya adalah Desa Adat Baduy di Banten. Saya pun pernah mengunjungi desa adat terpencil yang merupakan desa tertinggi di Indonesia, terletak di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Desa Wae Rebo. Untuk menuju lokasi desa ini medannya tidaklah mudah karena harus melewati hutan yang lebat dan jalan yang menanjak selama kurang lebih satu jam. Kaki saya yang sudah terlindungi dengan sepatu hiking pun masih menjadi santapan liar pacet. Perjalanan yang luar biasa dan akan terus membekas di ingatan saya. Selain itu ada Desa Adat Suku Kajang Ammatoa di Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Foto adalah dokumentasi pribadi, create by canva
Ancaman Terhadap Hutan Indonesia
Sedih ya kalau melihat berita tentang kebakaran hutan terutama di Indonesia? Apalagi kalau melihat angka deforestasi yang terus meningkat, rasanya tidak rela kalau harus kehilangan hutan yang begitu kaya karena kita sebagai manusia tidak mampu menjaganya dengan baik.
Sumber : Global Forest Watch
Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Hutan
Faktor pertumbuhan penduduk di Indonesia yang terus meningkat sehingga untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, papan, dan kebutuhan lainnya maka dilakukan pembukaan lahan baru dengan menebang hutan.
Faktor aksesbilitas keluar/masuk hutan yang mudah sehingga pembeli/penadah/penampung hasil curian kayu hutan baik perorangan maupun pengusaha industri kayu semakin banyak.
Faktor Chaos dari penebangan hutan secara liar dan penguasaan lahan oleh oknum tertentu.
Faktor alam yang menyebabkan kebakaran hutan.
Dampak Kerusakan Hutan Bagi Kehidupan Bumi
Perubahan iklim dan pemanasan global.
Kepunahan masif berbagai spesies hewan dan tumbuhan.
Siklus air akan terganggu.
Menyebabkan banjir, erosi tanah, dan longsor.
Mengakibatkan kekeringan.
Rusaknya ekosistem darat dan air.
Mengakibatkan abrasi di pesisir.
Perekonomian masyarakat akan terganggu.
Kualitas hidup masyarakat sekitar hutan akan menurun.
Yuk Berubah Demi Hutan Kita di Masa Depan
Setelah mengetahui dampak kerusakan hutan bagi kehidupan bumi kita, yuk kita sama-sama berubah dan berupaya meminimalisir kerusakan hutan agar terhindar dari kepunahan. Bumi sudah begitu banyak memberikan sumber dayanya pada kita, sekarang waktunya berbuat #UntukmuBumiku.
Sebagai ibu rumah tangga, saya memang belum mampu untuk ikut berperan dalam upaya-upaya masif pelestarian hutan seperti ikut gerakan reboisasi hutan, gerakan tebang pilih, atau gerakan tebang tanam, saya pun bukan perempuan luar biasa seperti Aleta Baun yang jejak perjuangannya dalam menyelamatkan alam Nusa Tenggara Timur dari gempuran perusahaan tambang marmer begitu hebatnya. Tetapi setidaknya sebagai perempuan dan ibu dari dua balita, saya ingin ikut terlibat sebagai #TeamUpForImpact dalam mencegah kerusakan hutan demi masa depan bumi kita agar setidaknya dua balita saya ikut merasakan udara dan air bersih di masa depannya kelak juga bisa #DengarAlamBernyanyi karena hutannya yang lestari.
Cara-cara sederhana yang saya lakukan demi menjaga hutan meskipun dari rumah saja adalah sebagai berikut ini :
1. Mengurangi Penggunaan Kertas
Sebagai orang yang tidak memiliki kekuatan untuk mengubah dunia dan sistem tatanan negara, menerapkan prilaku ramah hutan dengan cara mengurangi penggunaan kertas menurut saya adalah yang paling masuk akal. Kenapa? Karena kertas itu 70% bahannya dari kayu hutan.
Sumber foto : www.nationalgeographic.grid.id
Gimana sih cara saya mengurangi penggunaan kertas?
Gunakan kertas dua sisi
Gunakan kertas bekas
Maksimalkan email untuk surat menyurat
Gunakan kamera digital atau kamera handphone dan simpan di kartu memori tanpa perlu dicetak
Optimalkan koran dan kardus bekas untuk membungkus dan bahan bermain dengan anak
Membeli buku bacaan dengan format e-book
2. Mengganti Pembalut Sekali Pakai Dengan Menstrual Cup
Pembalut sekali pakai adalah kebutuhan wanita setiap bulan, tetapi apakah kalian tahu berapa banyak sampah yang dihasilkan karena penggunaan pembalut ini? Berdasarkan data Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional, perempuan usia produktif di Indonesia berjumlah 82,6 juta orang maka diperkirakan ada sekitar 2,3 miliar lebih sampah pembalut setiap bulannya. Selain itu apakah kalian juga sudah tahu kalau pembalut wanita itu tidak 100% dibuat dari kapas, tetapi campuran bubuk kayu dan limbah pakaian yang mengandung klorin. Serem ga sih?
Sumber foto : klikhijau.com
Sejak awal tahun lalu, saya mencoba beralih dari pembalut sekali pakai ke menstrual cup karena setelah mencari info mengenai alternatif pembalut wanita yang aman dan nyaman digunakan, menstrual cup ini yang paling recommended. Untuk pembelian pertama kali memang harganya terbilang mahal, tetapi sangat worth to buy karena ketika kita memilih yang kualitasnya bagus maka bisa awet digunakan berulang-ulang hingga lebih dari 3 tahun. Jadi selain menjaga bumi, sebagai perempuan kita juga bisa ikut menjaga pengeluaran keluarga.
3. Yuk Ikut Program Adopsi Hutan
Kalian sudah pernah mendengar tentang adopsi hutan? Iya pohon yang diadopsi, tapi langsung di hutan. Program adopsi hutan ini berupa donasi ke lembaga pengelola hutan supaya kita bisa ikut menjaganya dari rumah. Kegiatan ini merupakan aksi dari HII (Hutan Itu Indonesia) dengan mitra lokal pengelola program adopsi di hutan seperti Forum Konservasi Leuser di Aceh, KKI Warsi di Jambi, PROFAUNA di Jawa Timur, dan Alam Sehat Lestari (ASRI) di Kalimantan.
4. Yuk Ikut Kampanye Menjaga Hutan - Dengar Alam Bernyanyi
Bila kau ada waktu lihat aku di sini
Indah Lukisan Tuhan
Merintih ingin kau kembali
Beri cintamu lagi
Bila kau jaga aku ku jaga kau kembali
Berhentilah mengeluh ingat kau yang pegang kendali
Kau yang mampu obati
Sudikah kau kembali
Pandanglah indahnya biru yang menjingga
Simpanlah gawaimu hirup dunia
Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada
Dengar alam bernyanyi
Bila kau lelah
Dengan panasnya hari
Jagalah kami
Agar sejukmu kembali
Bersatulah hajar selimut polusi
Ingatlah hai wahai kau manusia
Tuhan menitipkan aku
Hoo di genggam tanganmu
Gunakan telinga hati
Cobalah dengar nyanyian kami
Bayangkanlah hidupmu
Bila tak ada kami
Sudah pernah mendengarkan lagu #DengarAlamBernyanyi milik Trio Laleilmanino bersama Chicco Jerikho, HiVi!, dan Sheila Dara Aisha? Lirik lagunya ngena banget di hati apalagi saat lirik bayangkanlah hidupmu bila tak ada kami, rasanya ikut merasa bersalah dengan kerusakan hutan yang terjadi selama ini.
Kalau kalian ingin ikut menjaga hutan, yuk ikut mendengarkan lagu #DengarAlamBernyanyi di platform musik seperti Spotify dan Apple Music karena semakin banyak yang mendengarkan lagu tersebut maka semakin banyak royalti yang digunakan untuk perlindungan hutan Indonesia.
Kalau kalian ingin melihat video musik #DengarAlamBernyanyi juga bisa langsung dilihat di YouTube. Videonya bagus sekali dan sangat merefleksikan lirik lagunya.
No comments